Kamis, 10 Maret 2011

Ketulusan

Kebiasaan kita lebih banyak mengharapkan ketulusan dari orang .
Pelayanan prima(exelent service),pemberian bantuan,penyediaan fasilitas,dan pujian serta hadiah.
Jarang kita berangkat dari pola pikir:
Sudahkah kita memberikan palayanan yg optimal?
Sudahkah kita memberikan bantuan kepada yg berhak sesuai dengan kadar kemampuan kita?
Sudahkah kita menyediakan fasilitas untuknya?
dan mungkin seringkah kita memberikan pujian atau mungkin hadiah buat dia?

Perubahan pola pendekatan"dari kita untuk dia(mereka) akan membawa dampak yg luar biasa terhadap model standar pelayanan dan standar mutu.

Ketulusan tidak serta merta akan datang dengan sendirinya,ketulusan adalah proses panjang yg terbentuk dari kebiasaan hidup kita sehari hari.
Memperhatikan sebelum di perhatikan
Melayani sebelum di layani
Menyapa sebelum di sapa
Menghargai sebelum di hargai

Sebuah pertolongan yg tulus tidak mesti terasa manis di awal maupun di endingnya.
liahatlah pada sebuah cerita burung salju:

Di Kanada pada setiap musim dingn akan terjadi perpindahan binatang menuju daerah yg panas.
Konon seekor burung itupn melakukan migrasi dari Kanada ke daerah lain,mungkin saking dinginnya,maka sayappun tak mampu lagi berkepak,jatuhlah burung itu tepat pada kandang sapi,sudah jatuh pingsan masih tertimpa kotoran sapi.
Dalam hati tak habis mengumpat,sapi tak tau diri,sapi tak pernah kenal agama.
Lama kelamaan bukan bau tak sedap dari kotoran sapi yg terhirup,namun rasa hangat yg dirasakan.badanpun kembali sehat berkat pertolongan kotoran sapi yg menjijikkan.
burungpun berkicau dengan merdunya,hingga tak sadarkan diri,seekor kucing datang menghampirinya,kucing itu tak langsung memakannya,menjilatinya,membuang semua kotoran yg melekat pada burung,burungpun terasa nikmat,terlelap dlm belaian,dan akhirnya burungpun menjadi santapan kucing.

Alangkah indahnya bila hidup ini selalu di bumbui dengan ketulusan,jauh dari kepura puraan.
Kemesraan ini janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini janganlah cepat berlalu
hidup terasa damai berdampingan denganmu....

Rabu, 09 Maret 2011

Jatidiri

Jatidiri sebuah kata yg terdiri dari Jati dan diri
Jati mungkin sesuatu yg inti,yg baik,yg punya karakteristik tertentu yg melekat pada sesuatu.
maka tak heran bila pohon jati sementara ini di nisbatkan sebagai pohon yg terbaik untuk kategori bahan bangunan.
Diri adalah apa yg melekat dalam kita,kamu,mereka atau mungkin ia.
Jati diri sudah barang tentu apa yg melekat pada diri seseorang,apa yg yg ingin dilekatkan dan apa yg harus dan akan di lekatkan pada diri seseorang.

Dekade terakhir ini banyak orang yg was was kita kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
kehilangan rasa cinta,rasa bangga,rasa memiliki dan rasa hangrungkebi(membela) terhadap bumi tempat kita di lahirkan dan bumi di mana kita di besarkan.
Betapa mudahnya harga diri sebagai bangsa di jual dengan harga murah,demi kepuasan sesaat dan seseorang atau mungkin sekelompok orang.

Penyelundupan baik keluar maupun kedalam adalah bukti nyata,betapa rendahnya harga diri seseorang,bila mungkin mereka kehilangan kesejatian dirinya.
Perusakan perusakan fasilitas2 umum,dengan sifat anarkhisnya sudah bukan merupakan pandangan yg asing di setiap saat.
Lantas kemanakah jatidiri kita sebagai bangsa yg relegius?yg ramah,santun baik budi pekertinya itu?

Kenyamanan,sangat identik dengan pembentukan sifat dan watak penduduk suatu negeri,berdasarkan karakteristik negeri itu sendiri.
Bisakah penduduk negeri tercinta ini,menemukan Jatidirinya di bawah tekanan dunia yg semakin mengglobal?

Mungkin Jawa itu sendiri punya karakteristik,jawa timuran,jawa tengahan bagian timur(solo jogya)jawa tengahan bagian barat dan jawa barat itu sendiri.
tiap daerah mempunyai keunggulan tentang jati diri sebagai bangsa yg heterogin ini.
Santun gaya madura
Santun gaya suroboyonan
Santun gaya solo jogya
Santun gaya banyumasan
dan santun gaya jawa baratan,semua ini merupakan kekayaan khasanah santun sebagai bangsa.

Gimana dengan penduduk Andalas?
Tentunya santun gaya palembang dan Lampung tentu berbeda penerapannya dengan santun Gaya Padang,apalagi santun gaya Medan dan Aceh darussalam.

Penduduk Bouerneo
yang identik dengan budaya Dayak dan banjar,punya karakteristik kesantunan yg berbeda.
kalo ya,katakan ya?menyatulah dengan Alam,maka akan terjadi keseimbangan kehidupan.
Maka jangan heran siapapun yg mengambil kekayaan alam buoerneo tanpa membangunnya kembali,tunggulah kehancuran dia,akan kualat kena falsafah hidup penduduk bouerneo.

Bagaimana dengan Sulawesi?
tak mungkin kita lupa,dengan nyanyian:
Nenek moyangku orangku pelaut.......
Tempaan alam yg keras,menyebabkan penduduk negeri di sini menjadi bangsa yg tegas tapi lugas.
Bangsa pemberani,tak kenal menyerah dalam mempertahankan prinsip hidup yg di pegangnya.

Irian Barat,Irian Jaya
Mungkin secara rumpun sedikit agak beda dengan yg di barat
Hidup yg menyatu dengan alam,taat pada hukum adat setempat,hidup dalam kesukuan yg jumlahnya mungkin ribuan,menyebabkan Jatidiri sebagai bangsa sedikit susah di padukan.

Namun,
di manapun keberadaan seseorang sebagai bangsa yg besar,dengan karakteristik masing2 daerahnya,sudah barang tentu merupakan kekayaan khasanah budaya bangsa sebagai bentuk dari Jatidiri bangsa itu sendiri.

Gagal atau belum sampaikah?kebinekaan dan ketunggal ekaan kita sebagai bangsa kita ikat dengan Sumpah pemuda dan mungkin dengan Pancasila?
Merasa satu negeri,satu bahasa dan satu bangsa dan kita pun bersaudara.

Bangkitlah pemimpinku
apapun bajumu,kami tak peduli
kau adalah potret Jati diri bangsa,yg mungkin akan di lihat,di tiru oleh ratusan penduduk negeri ini.
Kembalilah sebagai penduduk negeri yg bermartabat di mata Tuhan dan di mata Rakyat...

Kamis, 03 Maret 2011

ngejowantah

Titah kang wujud manungso iku,wus tinakdir ake dadi makhluk kang sempurno.
sak liyane ponco indro,manungso di kompliti akal.
kanthi akal iki manungso iso bedak ake endi kang luput lan endi kang bener.

nanging kenopo?
kadang kolo susah bedak ake endi kang bener lan endi kang luput?
akal kang sajiwo ono rogone manungso mau,keno di arani modal mungguhing titah.

ono sak jrone lumaku yo iso wae modal mau malah bablas tanpo tilas,nanging ugo ono kang babar tumangkar,ngremboko jroning rogo,lan sak banjure migunani tumrap marang awake dewe lan sak kiwo tengene.

akeh sing iso di sawang
titah kang ngejowantah koyo dene malaikat ning sak temene setan keparat
ono kang ngejowantah koyo gembel kang nglemboro nanging itine suci
ugo ono titah kang jobo lan jerone padho sucine.

ngejowantah iku gambaran kang iso kadeleng kanthi mripat waloko.
iku gambarane jiwo kang kawujud ake kanti prilaku saben dinane.
sumonggo kados pundi anggen kito ngejowantah aken jiwo kita,mrih migunani tumrap sapodo podo